Tuesday, June 24, 2008

Seminar Tentang Awal Mula Pentas Kesenian Bali (Indonesia) di Luar Negeri


Sejalan dengan Pementasan I Made Djimat di kota Bergamo, bekerjasama dengan Universitas Roma Tre, Tetro Tascabile juga telah menyelenggarakan suatu seminar yang berjudul “Paris/Artaud/Bali” yang diperesentasikan oleh Prof. Nicola Savarese, dosen Fakultas Sastra dan Filosofi Universitas Roma Tre, Roma, pada tanggal 13 Juni 2008 pukul 18.00 dengan diikuti oleh sekitar 50 (lima puluh) orang peserta, terutama dari pemerhati masalah dunia teater dan budaya.

Dalam Seminar tersebut dibahas mengenai tokoh yang bernama Antonin Artaud, seorang komedian, aktor teater, penulis dan sutradara Perancis yang lahir di Marseilles, tanggal 4 September 1896 dan meninggal di Paris tanggal 4 Maret 1948. Dalam bukunya yg berjudul “Il Teatro e il suo doppio” (Teater dan rangkapannya), Artaud mengemukakan kekagumannya pada teater Bali.

Prof. Savarese pada kesempatan itu juga mengucapkan terima kasih kepada KBRI Roma yang telah diwakili oleh Sek I dan staff dalam seminar ini. Pada seminar itu juga telah dipertunjukkan slide show mengenai materi yang berhasil dikumpulkan oleh Prof. Saverese, yang memaparkan data data tentang keadaan tahun 1920-an, ketika Artaud menonton kesenian Bali untuk yang kalinya di Paviliun Belanda dalam Exposition Coloniale (Colonial Expo) Internasional di Paris, tahun 1931. Sebelumnya juga pernah diadakan Colonial Expo serupa di Marseilles pada tahun 1906, namun hanya bersifat nasional (Perancis).

Colonial Expo Internasional yang diselenggarakan di Paris pada tahun 1931 diadakan di Bosco di Vincennes et Lago Daumaesnil, dengan dibangun berbagai bangunan dengan corak arsitektur ala jajahan masing-masing negara Eropa dalam ukuran yang sebenarnya dan berbentuk paviliun. Sebagai contoh pemerintah Inggris membangun paviliun berbentuk Taj Mahal, Perancis membangun paviliun Angkor Wat di Kamboja, Italia membangun paviliun seperti rumah model Somalia sedangkan Belanda membangun paviliun seperti puri di Bali.

Pada setiap paviliun ini diadakan atraksi penduduk pribumi untuk menarik para penonton dengan harapan agar para penonton paviliun ini timbul niatnya untuk berkunjung ke tanah jajahan mereka, sehingga diharapkan akan mendatangkan devisa pemasukan juga bagi negara yang menjajah. Paviliun Belanda pada waktu itu antara lain mendatangkan penari-penari dari Bali, dari sinilah Artaud pertama kalinya menonton pertunjukan tari Bali sehingga timbul kesimpulan bahwa kesenian Bali pertama kali dipagelarkan di luar negeri adalah di Colonial Expo tersebut.

Para periode sebelum perang dunia pertama, banyak negara Eropa yang menyeberang samudera untuk mencari daerah kolonial baru dengan tujuan pendudukan daerah kolonial mereka.


Source/Reports : Yenni L. Calvi

Editor : Pramudya Sulaksono

Photo : www.chez.com

No comments:

Post a Comment

MapLoco


Visitor Map