Thursday, March 6, 2008

Museum Garibaldi (Complesso Monumentale San Pietro), Marsala, Sicilia, Italia

Di dalam kompleks museum ini terdapat Museo Civico dengan ruangan khusus untuk sejarah pahlawan pemersatu Italia yaitu “Garibaldi”. Giuseppe Garibaldi dengan tentara yang berjumlah 1000 yang terkenal dengan sebutan Mille – seribu personil, pasukannya mendarat di Pulau Sicilia tepatnya di pelabuhan Lilybeo (pelabuhan Marsala) pada tanggal 11 Mei 1860, setelah itu Dynasti Borboni dari Kerajaan Sicilia-Reggio di Calabria yang kekuasaannya hingga selatan semenanjung Italia jatuh dan menyerah takluk dibawah bendera Kerajaan Italia.

Lenyapnya Kerajaan Dua Sicilia (Sicilia-Regio Calabria) menimbulkan spekulasi pertanyaan apakah tidak muncul sikap loyalitas bangsa Sicilia sebagai “as a nation” (suatu bangsa) terhadap unifikasi Republik Italia?. Berdasarkan pengamatan maka dapat diketahui bahwa diakui atau tidak terdapat sebagian kecil masyarakat Sicilia yang masih timbul sikap nasionalis mereka sebagai bangsa Sicilia sebagaimana dimasa lampau. Namun sikap tersebut agaknya sudah banyak terkikis dengan kondisi anak anak muda Sicilia sekarang yang beranggapan bahwa bahwa sosok Garibaldi merupakan bapak Unifikasi Italia yang berdampak luas dengan modernisasi Italia di jaman sekarang.

Oleh karena itulah maka Kota Marsala dianggap sebagai kota yang penting bagi mereka yang ingin mengetahui atau mengadakan riset mengenai kehidupan pahlawan Garibaldi Unifikasi Italia. Sebelum menjadi Kerajaan Italia yang dalam perkembangnnya menjadi Republik Italia, Italia merupakan perluasan Kerajaan Sardinia dengan Kerajaan-kerajaan lainnya seperti Tuscano, Parma, Vatican, Modena, Lombardia, Dua Sicialia (Sicilia-Regio Calabria) dan kekuasan bekas Kekaisaran Austria (Utara) di daerah Trentino–Alto Adige). Kekuasaan Vatican akhirnya mengecil hingga sekarang dan Kerajaan San Marino sampai sekarang masih bertahan sebagai kerajaan kecil tanpa ikut unifikasi Italia.




Di dalam kompleks ini juga terdapat tempat untuk memutar film di arena terbuka juga terdapat suatu auditorium ruangan seminar/konferensi yg juga dapat digunakan untuk memutar film dokumenter serta perpustakaan tempat menyimpan buku-buku di Comune Marsala.

Reports Yenni L. Calvi

Edited/Photos by Pramudya Sulaksono

Museo Degli Arazzi (Museum Tapestry), Marsala, Sicilia, Italia

Museum ini ini adalah khusus menyimpan 8 (delapan) buah arazzi atau tapestry (karpet untuk hiasan dinding) yg berasal dari Spanyol. Menurut legenda bahwa Monsignor Antonio Lombardo, Uskup di Messina pernah menolong Ratu Inggris, Maria I Tudor, putri Raja Inggris Enrico VIII, bersama armadanya ketika terkena badai di pelabuhan Marsala. Konon menurut cerita bahwa Maria Tudor, yang kemudian menjadi ratu di Spanyol karena menikah dengan Filippo II, ketika itu berte4duh di rumah Monsignor Lombardo.

Ketika pulau Sicilia berada dibawah dominasi Spanyol, semua kota di pulau tsb harus membayar upeti kepada kerajaan Spanyol, untuk itu maka kota Messina mengirim Lombardo sebagai perantara. Lombardo bukan saja berhasil meringankan upeti bahkan juga mendapat hadiah berupa 8 (delapan) buah tapestry dari Ratu Spanyol. Pada saat Monsignor Lombardo meninggal ia telah mewarisi tapestry tsb kepada Madrice di Marsala. Untuk itu maka ke-8 tapestry tsb berada di Kota Marsala. Ke-8 tapestry tersebut, terbuat dari benang wool dan sutera, mempunyai ukuran yg berbeda dan gambar-gambarnya menceriterakan mengenai perang bangsa Romawi melawan orang Yahudi dibawah kekuasaan Kaisar Tito.

Tidak diketahui secara pasti apakah tapestry itu dikerjakan oleh orang-orang Spanyol ataukah berasal dari Bruxelles/Fiamminga karena semua tapestry itu mempunyai stemma / logo B&B (Bruxelles & Braval). Dijelaskan bahwa seorang ahli tapestry hanya dapat membuat 15 cm2 tapestry perharinya, sehingga dapat dibayangkan betapa lama waktu yg diperlukan untuk membuat ke-8 tapestry tsb dengan ukuran yg terkecil (253 x 354 cm2) hingga ke ukuran yg terbesar (534 x 354 cm2). Gambar tapestry ini mengingatkan pada tapestry yang dipasang di Wisma Indonesia KBRI Roma yang memiliki corak dan ukuran yang sama.


Reports by Yenni L. Calvi
Edited/Photography by Pramudya Sulaksono

Museo Archeologico Nave Punica (Museum Arkeologi Kapal Kuno Bangsa Punic) di Baglio Anselmi, Marsala, Sicilia, Italia



Di dalam museum ini terdapat banyak benda-benda peninggalan dari zaman-ke zaman yang merupakan kesaksian betapa pentingnya kota Marsala pada masa silam. Sebelum menjadi Marsala oleh orang Arab, jauh hari sebelumnya kota ini dahulu bernama Lilybeo yg berasal dari kata bhs Arab Lily = air, Boeo = Eubei, kemungkinan nama penduduk sebelum orang-orang Punic. Nama Lilybeo juga mempunyai arti “didepan Libya”.

Bangsa Punic – (Fenici : Bahasa Italia) adalah salah satu bangsa yang berasal dari Afrika Utara (Libya) zaman dahulu pada abad ke 10 S.M. (Sebelum Masehi) sudah mulai menggunakan kota Lilybeo, kota sebagai tempat pelabuhan suplemen logistik pelayaran mereka terutama untuk air minum, dan dianggap sebagai kota Kerajaan Carthage ke dua terbesar setelah Carthage di Tunis. Setelah itu pada zaman Romawi pun daerah ini menjadi kota pelabuhan penting penghubung ke Afrika, oleh karena itu maka peninggalan bangsa Romawi Kunopun banyak ditemukan disekitar kota Marsala.

Relique kapal kuno bangsa Punic juga diketemukan di Pulau Mozia (salah satu pulau di Laguna Stagnone) pada bulan Mei tahun 1969 adalah sisa kapal perang kuno bangsa Punic yang diperkirakan tenggelam sekitar tahun 241 S.M. ketika terjadi perang di Pulau Egadi antara bangsa Punic yg mempertahankan kota Lilybeo dengan bangsa Romawi yang terkenal dengan The Punic War dimana Romawi akhirnya memenangkan perang tersebut sehingga kota Lilybeo menjadi kota Romawi. Diperkirakan kapal perang tersebut pada awalnya mempunyai panjang 35 m dan berkapasitas angkut 120 ton dan diatasnya terdapat 68 tempat duduk untuk para pengayuh, 34 tempat untuk setiap sisi dengan 17 lubang untuk pengayuh pada setiap sisinya. Kapal tersebut baru mulai diangkut keatas air pada tahun 1971 dengan menggunakan teknologi tinggi yaitu menggunakan bahan pengawet kimia PEG agar kayu yg telah beribu-ribu tahun terbenam dalam laut tersebut tidak hancur ketika dikeluarkan dari air laut yang asin ketika kontak dengan udara.

Didalam museum ini juga disimpan patung zaman Romawi Kuno yaitu Venus ketujuh yg telah ditemukan selama ini. Patung yang terbuat dari marmer ini di temukan pada tanggal 14 Januari 2005 ditempat penggalian arkeologi di Marsala, namun sangat disayangkan bahwasanya kondisinya sudah tidak lengkap lagi karena tidak terdapat wajah dan tangannya hilang.
Reports by Yenni L. Calvi
Photography and Edited by Pramudya Sulaksono

Tindak Lanjut Kerjasama KBRI Roma dengan Universita degli Studi di Napoli (UNO) Melalui Kuliah Umum


Bertempat di Aula Biblioteca M. Taddei, Palazzo Corigliano, Piazza San Domenico Maggiore 12, Kampus Fakultas Sastra dan Filsafat (Facolta di Lettere e Filosofia) Universita degli Studi di Napoli L’Orientale (UNO) Napoli, Italia pada tanggal 4 Maret 2008 yang baru lalu, telah dilaksanakan penyampaian kuliah umum oleh 4 (empat) orang pejabat/homestaff KBRI Roma di depan mahasiswa UNO.

Keempat pejabat/homestaff tersebut antara lain adalah Purnomo Ahmad Chandra, Sekretaris I Politik/Ekonomi/Malta, mengetengahkan topik yang berjudul “The Development of the Indonesian Legal System”; Dr. Erizal Sodikin, Atase Pertanian, memaparkan mengenai “Agriculture Development in Indonesia”; Danny Rahdiansyah, Sekretaris III Politik, yang memberikan pengarahan tentang “Indonesia and the Association of South East Asian Nations (ASEAN)”, serta Pramudya Sulaksono, Sekretaris I Pensosbud/Cyprus, menjelaskan mengenai “Culture of Indonesia” serta Sosialisasi Program Darmasiswa bagi mahasiswa Italia yang berminat.

Kuliah Umum di depan mahasiswa UNO ini dibuka oleh Rektor UNO, Prof. Lida Viganoni yang menyambut baik diadakannya kuliah umum ini. Penyampaian ceramah ini dilakukan selama kurang lebih 3 (tiga) jam mulai pukul 10.00 pagi hingga dengan pukul 13.00 waktu setempat dengan menggunakan Bahasa Inggris sebagai pengantar. Disamping penjelasan oleh masing masing homestaff KBRI Roma tersebut diberikan pula kesempatan pula sessi tanya jawab kepada mahasiswa-mahasiwa UNO tersebut untuk menyampaikan pertanyaannya.

Hadir dalam kuliah umum tersebut sekitar 50 (lima puluh) mahasiswa yang tergabung dari beberapa jurusan dan fakultas antara lain mahasiswa dari Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (Lingua e Letteratura Indonesia dei Corsi di Laurea Triennale e Specialistica), mahasiswa Doktorat Fakultas Sastra dan Filsafat (Dottorandi della Facolta di Lettere e Filosofia) dan juga mahasiswa Doktorat dari Fakultas Ilmu Politik (Dottorandi della Facolta di Scienze Politiche).

Penyampaian kuliah umum oleh homestaff KBRI Roma ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai berbagai perkembangan Indonesia ditinjau dari berbagai aspek, baik melalui aspek hukum, pertanian, peranan Indonesia sebagai negara anggota ASEAN dan juga memperkenalkan budaya Indonesia bagi mahasiswa mahasiswa di Italia umumnya dan mahasiswa UNO pada khususnya. Disamping itu, kuliah umum ini juga bermaksud untuk memberikan sosialisasi mengenai program beasiswa Darmasiswa dari Departemen Pendidikan Nasional RI kepada para mahasiswa di Italia yang sebelumnya telah banyak diikuti oleh mahasiswa dari UNO.

Penyampian kuliah umum didepan mahasiswa UNO ini pada dasarnya merupakan tindak lanjut dari kerjasama sebelumnya yang telah dirintis oleh Duta Besar RI Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LB & BP) untuk Republik Italia, Malta, Cyprus serta Badan-Badan PBB (FAO, IFAD dan WFP) yang berkedudukan di Roma, Susanto Sutoyo, tahun 2007 yang lalu dengan Prof. Sitti Faizah Soenoto Rivai.

Prof. Sitti Faizah Soenoto Rivai adalah seorang Profesor yang mengajar pada jurusan Kesusasteraan Indonesia di UNO sejak tahun 1964 dan pada tanggal 15 Agustus 2007 yang lalu telah mendapat penghargaan “Bintang Mahaputra Nararya” atau “Bintang Mahaputra Kelas V” oleh Presiden RI yang merupakan penghargaan sipil tertinggi di Indonesia karena jasa jasa beliau dalam mengembangkan Bahasa Indonesia di Italia.

Selanjutnya dengan penyampaian kuliah umum ini diharapkan bahwa kerjasama yang sudah terjalin baik selama ini antara KBRI Roma dengan UNO akan dapat dilanjutkan pada waktu waktu mendatang dengan mengetengahkan pembicara-pembicara dari KBRI Roma lainnya. Disamping itu, di waktu mendatang, KBRI Roma juga berencana untuk meningkatkan kerjasama serupa dengan universitas universitas lain di Italia.
Photo and reports by Pramudya Sulaksono

MapLoco


Visitor Map