Wednesday, September 1, 2010

Keanehan Dalam Penggunaan Istilah-Istilah Bahasa Italia di Indonesia

Di Jakarta atau di Indonesia akhir-akhir ini banyak bermunculan istilah-istilah asing yang bukan dari Bahasa Inggris. Pada awalnya Bahasa Inggris dianggap lebih sophisticated dibandingkan dengan bahasa lokal atau Bahasa Indonesia sendiri.

Meskipun saya boleh dikatakan sebagai seorang linguis, namun saya bukanlah linguis bahasa Italia dan pakar dalam berbahasa Italia. Namun pengalaman saya sekitar 4 (empat) tahun tinggal di Italia terbukti menunjukkan pertanyaan saya mengapa akhir-akhir ini beberapa sektor katakanlah seperti properti, mode banyak yang menggunakan istilah Bahasa Italia di Indonesia.

Secara luas masyarakat Indonesia belum begitu tahu perbedaan Bahasa Italia dengan Bahasa Spanyol. Celakanya ketika seorang pejabat atau mahasiswa Indonesia ketika berkunjung ke Italia melupakan bagaimana dia harus melafalkan ucapan terima kasih. Beberapa pejabat dan mahasiswa yang saya temui rata-rata enggan untuk mencoba mengetahui istilah yang sederhana seperti "Grazie" untuk mengucapkan terima kasih dengan mengucapkan Bahasa Spanyol "Gracias". Ini hanya sebagai contoh saya sewaktu mereka mengadakan kunjungan kenapa tidak mencoba untuk googling atau sekedar mengetahui lewat majalah, buku dan sebagainya.

Itulah mengapa saya anggap rancu antara bahasa Italia dan Bahasa Spanyol yang mempunyai kemiripan karena memang sama-sama rumpun Bahasa Latin bersama Bahasa Perancis dan  Portugis. Dengan demikian maka Bahasa Italia memang tidak dikenal oleh mayoritas penduduk Indonesia. terlebih lebih lagi pengguna Bahasa Italia tidaklah sebanyak yang dimiliki oleh Bahasa serumpun Latin yang lain seperti Spanyol dengan Amerika Laitinnya, Perancis dengan Francophone nya dan Portugis dengan bekas jajahan Portugal seperti Brazil, Mozambique dan Timur Leste.

Di Indonesia gemar memakai Bahasa Italia sudah dimulai dari sektor Properti. Mereka mempunya sense lain ketimbang harus pakai Bahasa Indonesia sendiri. seperti yang terjadi di BSD City yang awalnya memakai nama-nama Sansekerta untuk mensophisticatedkan istilah seperti Kencana Loka, Giri Loka, Anggrek Loka dan lain sebagainya. Namun setelah pergeseran kepemilikan, pemilik baru Sinar Mas Group beranggapan bahwa istilah-istilah itu kurang menjual akhirnya berubah menjadi istilah-istilah Bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya seperti Victoria River Park, Green Cove, The Green, The Icon, De Latinos, Foresta, Studento dan banyak lagi. Tidak saja di BSD City beberapa pemain properti agaknya lebih suka melaunching produk-produk perumahan mereka menjadi lebih keren dengan bahasa-bahasa asing. Tidak hanya bahasa Inggris tetapi juga bahasa asing lain yang campur aduk tidak karuan hingga akhirnya bosan dengan Bahasa Inggris ke Bahasa Italia.

Lalu apa yang terjadi kemudian? Beberapa pemain properti yang kurang dibekali bahasa-bahasa tertentu berusaha memainkan kata-kata Bahasa Italia hanya karena Italia adalah salah satu negara yang terkenal selain dengan keindahan alamnya juga innovasi-innovasi, desainer-desainer terkenal dan bahasanya dianggap sophisticated yang mempunyai citra rasa tinggi.Sebagai contoh beberapa properti menyebutkan nama-nama beraksen Italia seperti La Piazza, Palazzo, The Bellezza, Bellagio, Casa Grande,The Albergo dan lain-lain.

Apa kenahen yang terjadi dalam penggunaan istilah ini? Coba perhatikan istilah-istilah di atas. La Piazza, Di Italia semua perempatan atau tempat tempat yang mempunyai koneksitas dengan tujuan satu sama lain (alun-alun) disebut Piazza, seperti Piazza di Spagna, Piazza Navona, Piazza Repubblica, Piazza Barberini, Piazza Vittorio Emanuelle II dan Piazza Venzia. Di Kelapa Gading, properti memanfaatkan istilah Piazza tersebut hanya dengan La Piazza tanpa menyebut embel embel lain seperti La Piazza Kelapa Gading ataupun yang lain. Begitu juga dengan pemakaian Palazzo, properti di bilangan Kemayoran hanya menyebut Palazzo tanpa penyertaan nama seperti Palazzo Kemayoran. Beberapa properti juga merancukannya dengan memakai artikel "The" di depan kata-kata berbahasa asing. Apakah ini menandakan penginggrisan untuk bahasa asing seperti Bahasa Italia, seperti The Bellezza dan The Albergo.

Baru-baru ini saya lihat iklan tentang pembangunan apartemen baru dengan nama The Albergo. Ironis sekali ini adalah sebuah apartemen tetapi mengapa memakai nama Albergo, mengingat dalam Bahasa Italia albergo adalah hotel dalam Bahasa Italia. Apakah ini semacam kesengajaan atau ketidak tahuan atau sengaja keren-kerenan pihak properti untuk merebut pasar dengan memaka bahasa asing selain Bahasa Inggris yang agakanya lebih kelihatan sophisticated.

Saya tidak bisa menyalahkan pihak-pihak terkait tersebut. Cuma mengingatkan saja jangan sampai mereka tejebak dengan penggunaan istilah-istilah yang sebetulnya mereka tidak ketahui. Kata Bellagio yang mestinya nama sebutan resort yang elok di Utara Italia banyak dipergunakan untuk produk-produk tidak hanya propoerti tetapi toko/merk tas dan bahkan parfum deodoran.

Pernah saya tercengang sekali ketika properti ternama di wilayah Serpong dengan terang-terangan mencatut kota terkenal di Italia yaitu Firenze (Florence sebutan dalam Bahasa Inggris), dengan memakai nama New Virenze dengan menggunakan huruf "V". Ini jelas jelas membuat saya yang tahu betul kota Firenze diplesetkan begitu saja oleh pengembang dengan sebutan Virenze. Sangat konyol sekali meskipun masyarakat Indonesia sangat awam dengan Bahasa Italia.

Tidak saja properti, saya juga menemukan kejanggalan yang terjadi terhadap sebuah toko tas/spatu wanita dengan nama "AMANTE". Saya tidak mengetahui apakah ini disengaja atau yang empunya toko tahu apa sebetulnya arti dari kata tersebut. Perlu dijelaksan bahwa kata amante sendiri dalam bahasa Italia adalah berarti "wanita lain/wanita simpanan". Lalu mengapa toko yang megah yang mempunyai outlet di Plaza Indonesia dan Pondok Indah Mall (PIM) menggunakan kata dengan arti demikian?

Beberapa desainer terkenal Italia seperti Prada, Gucci. Dolce & Gabbana, Salvatore Feragamo, Zegna, Versace dan Valentino banyak bermunculan di mall-mall terkemuka di Indonesia. Saking terkenalnya Italia dengan produk fashion dan produk kulit banyak juga yang mensiasati seolah olah bikinan Made in Italy asli dengan cara mencomot sok ke Itali-italian saya banyak sekali menemukan banyak produk yang sebenarnya produk Indonesia sendiri tetapi lebih bangga dengan merk sok ke Itali-italian tersebut seperti Condotti, sebetulnya Via dei Condotti adalah salah satu daerah shopping utama di kota Roma dipakai sebagai nama produk kulit berkualitas menebeng ketenaran nama-nama Italia. Ada juga produk lain seperti kemeja bermek Buon Giorno (baca: /bon jorno/ artimya Selamat Pagi), juga nama-nama mix Italia lainnya seperti Valentino Napitupulu dan sederetan nama produk-produk garmen (kemeja, dasi, celana) dan kulit (sepatu, ikat pinggang, tas dan dompet) serta nama-nama lain seperti Gellare, Gelatissimo dll

Kanapa tidak bangga menggunakan produk dengan merk asli Indonesia sendiri. Permasalahannya tentu saja kurang sophisticatednya Bahasa Indonesia untuk produk-produk Indonesia sendiri. Namun menurut saya dengan kreativitas, desain dan permainan kata yang indah beberapa kuliner asli Indonesia sudah mulai bangkit dengan istilah-istilah sendiri seperti Dapur Sunda, Bandar Jakarta, Centong, dll yang menggunakan kemasan sedemikan rupa tentu saja bisa diterima masyarakat Indonesia.

Oleh : Pramudya Sulaksono
Pemerhati masalah linguistik, sosial dan budaya

MapLoco


Visitor Map