Friday, June 6, 2008

Saatnya Indonesia Memanfaatkan Siprus Sebagai Penghubung Uni Eropa dan Timur Tengah



Nicosia - CIF ke-33 atau Cyprus Expo 2008 merupakan salah satu pameran internasional yang terbesar yang dikunjungi kurang lebih 300.000 orang yang pada umumnya merupakan pembeli retail lokal dan beberapa importir dari Siprus dan Negara Uni Eropa dengan produk yang dipamerkan berupa peralatan rumah tangga, elektronik, peralatan bangunan dan pertanian, kendaraan bermotor, garment, produk kulit, perhiasan, kosmetik, produk kerajinan, furniture dan lain sebagainya.

Secara resmi CIF 2008 dibuka di Nicosia oleh Presiden Republik Siprus, Demetris Chritofias, serta dihadiri oleh beberapa menteri kabinet Siprus, anggota parlemen dan perwakilan asing untuk Siprus. Menurut Presiden Republik Siprus Pameran ini diupayakan untuk peningkatan stabilitas ekonomi, peluang dan kesempatan pasar, networking/ hubungan kerjasama dengan negara Uni Eropa dan negara lainnya termasuk dari Asia. Turut hadir Duta Besar RI Roma beserta staf pada acara pembukaan.

Pengusaha Indonesia telah berperan aktif dalam CIF tahun 2007 dan kembali hadir tahun ini dengan menyewa 2 (dua) stand sebesar 32 meter persegi di Pavilion Bazar yang diikuti oleh 3 (tiga) perusahaan ekportir, yaitu Kharisma Harvest Indonesia (Khavindo), Jakarta (produk kerajinan, patung binatang dari kayu, mainan anak, topeng dll), Sanbreo Handicraft, Klaten (furniture indoor) dan Theo Classic, Bali (perhiasan perak dan perhiasan lainnya). Selain tampilan produk tersebut di atas, KBRI Roma juga menyediakan brosur-brosur, standing banner dan penayangan film tentang beberapa obyek wisata dan promosi untuk Tradexpo 21-25 Oktober 2008. Disamping itu dipromosikan sample produk genteng & conblock karet dan glassware.

Pameran berlangsung selama 10 (sepuluh) hari dan telah terjadi transaksi dagang antara pengusaha Indonesia dengan pembeli yang bersifat retail dan kontak dagang dengan importir yang masih perlu ditindaklanjuti. Adapun total penjualan retail sebesar Euro 5.195, dengan rincian, Kharisma Harvest Indonesia, Jakarta (€2.400), Sanbreo Handicraft, Klaten (€1.000) dan Theo Classic, Bali (1.795)

Pada kesempatan tersebut, terdapat pula produk furniture rotan (indoor) dan kayu (outdoor) asal Cirebon yang dipromosikan pengusaha Siprus yaitu Mr. Petos Philippides dari Prunabon Enterprises Ltd. Pengusaha Sanbreo Handicraft, Klaten juga telah menawarkan kerjasama penjualan furniture outdoor kepada mereka. Diakui oleh pihak Prunabon bahwa harga yang ditawarkan tersebut cukup bersaing, kualitas produk yang cukup bagus dan ternyata harga jual produk sejenis diimpor dari Indonesia yang dipasarkan di Siprus sangat tinggi.

Berdasarkan data BPS bahwa neraca perdagangan Indonesia dan Siprus dalam periode tahun 2003-2007 selalu menunjukan surplus bagi Indonesia dan di tahun 2007 sebesar USD 12,2 juta. Tingkat pertumbuhan ekspor sebesar 3% dari USD 10,6 juta di tahun 2003 menjadi USD 12,5 juta tahun 2007. Republik Siprus saat ini diharapkan dapat menjadi jembatan penghubung antara Uni Eropa dengan Timur Tengah bagi Indonesia untuk pemasaran produk dan jasa, sehingga diharapkan pada waktu mendatang pengusaha Indonesia perlu mempertimbangkan untuk mengikuti pameran CIF dengan menampilkan produk industri yang lebih berkualitas

Selain Indonesia, CIF ke-33 juga diikuti kurang lebih dari 300 peserta yaitu dari Siprus sendiri dan 26 negara antara lain Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Yunani, Hongaria, Republik Ceko, Syria, Mesir, Taiwan, Singapura dan lain lain.



Reports : Frank J. W. Kandau
Editor : Pramudya Sulaksono

No comments:

Post a Comment

MapLoco


Visitor Map