Friday, November 21, 2008

Protes Mahasiswa Italia Akibat Reformasi Pendidikan Kabinet Berlusconi

Roma (ITALIA - ANSA) Unjuk rasa akibat disahkannya reformasi bidang pendidikan oleh Pemerintah Berlusconi beberapa minggu terakhir ini gencar dilakukan oleh para pelajar/mahasiswa-mahasiswa di seluruh kota-kota di Italia. Pada umumnya, pengunjuk rasa menuntut hak-haknya agar mendapatkan pendidikan yang lebih memadai.

Pemerintah Tengah-Kanan Italia berpendapat bahwa Pemerintah Berlusconi saat ini sedang mengupayakan penyetaraan dengan sistem persekolahan di Uni Eropa. Sementara itu, Menteri Pendidikan Mariastella Gelmini menyatakan keprihatinannnya terhadap mutu pendidikan di Italia yang dianggapnya sangat mengkhawatirkan. Oleh karena itu, Gelmini merasa bertanggung jawab dan mengupayakannya agar sistem pendidikan yang ada di Italia dapat lebih ditingkatkan sehingga universitas-universitas di Italia dapat menduduki posisi yang diperhitungkan dalam Top 100 Universitas-universitas terkemuka di dunia.

Reformasi pendidikan Kabinet Berlusconi antara lain telah memuat rencana pemotongan anggaran dan riset pendidikan nasional untuk tahun 2009 yaitu sebesar 1,5 milyar euro serta rencana ditutupnya sejumlah jurusan di universitas-universitas yang kurang diminati para mahasiswa. Reformasi pendidikan tersebut juga menyinggung mengenai rencana pemerintah yang sedang mengupayakan privatisasi bagi beberapa uiversitas-universitas terkemuka di Italia.

Unjuk rasa terakhir terjadi pada tanggal 14 November 2008, dengan dikerahkannya sebanyak kurang lebih 100 ribu seratus ribu pelajar/mahasiswa-mahasiswa dari berbagai universitas dan sekolah menengah di kota-kota di Italia (Milano, Verona, Napoli dan Firenze) dengan menggunakan angkutan bus dan kereta khusus ke Roma untuk mengadakan unjuk rasa atas keputusan tersebut. Para mahasiswa-mahasiswa dari luar kota bergabung dengan mahasiswa-mahasiswa dari semua universitas di Roma seperti Universitas La Sapienza, Tor Vergata dan Roma Tre kembali berunjuk rasa di mulai dari Piazzale Aldo Moro, Piramide Cestia dan dari Piazza Repubblica dan tempat tujuan terakhir di Piazza Navona. Beberapa dari para pengunjuk rasa juga terdapat beberapa pelajar/mahasiswa dan peneliti-peneliti Italia yang sedang belajar atau melakukan penelitian di negera negara lain seperti Jerman, Perancis dan Belgia.

Sebelumnya unjuk rasa ini juga mereka lakukan di tempat-tempat strategis di kota-kota di Italia. Beberapa pelajar/mahasiswa yang berunjuk rasa tersebut mengancam untuk menuntut ilmu ke luar negeri seperti ke Amerika Serikat atau negara-negara Eropa lainnya apabila keinginan untuk mencapai karier yang lebih tinggi di Italia mengalami halangan. Beberapa dari mereka khawatir bahwasannya pendidikan di Italia akan selalu diwarnai dengan unsur-unsur politik.

Beberapa mahasiswa kedokteran dan bidang kesehatan dengan berseragam putih-putih dan stetoskop juga melakukan demonstrasi untuk memprotes pemotongan dana dana riset mereka. Demonstrasi tidak saja terjadi di kota Roma tetapi juga terjadi di beberapa kota-kota lainnya di Italia seperti Milano, Napoli, Modena, Bari, Firenze, Torino, Bologna dan lain lain. Di Milano, para pelajar/mahasiswa bahkan sempat memacetkan lalu lintas dan menduduki stasiun kereta api. Di Napoli, mereka menggelar demonstrasi besar-besaran di Piazza (Alun-alun) pusat kota.

Ketegangan terjadi dua minggu lalu di Piazza Navona ketika para pelajar/mahasiswa berkumpul di Gedung Senat, -- tempat disahkannya reformasi di bidang pendidikan oleh Pemerintah Berlusconi tersebut – yang menyebabkan kemacetan lalu lintas. Namun kejadian menjadi lebih tidak terkendali ketika terjadi bentrokan antara kelompok sayap kanan dan pengikut-pengikutnya dengan para pelajar/mahasiswa tersebut. Atas kejadian tersebut sekitar 15 orang pelajar dari gerakan pelajar yang berasosiasi dengan Sayap kanan “Blocco Studentesco” ditahan pihak kepolisian. Sebanyak tiga pelajar dan seorang polisi mengalami luka-luka.

Pemerintah Tengah-Kanan PM. Silvio Berlusconi telah mengesahkan keputusan Gelmini menjadi peraturan yang akan berlaku mulai tahun 2009 setelah mendapat persetujuan Senat setelah dilakukan pemungutan suara yang menyatakan 162 setuju, 134 tidak setuju dan 3 abstein.

Dilain pihak, Oposisi Tengah-Kiri, Walter Veltroni dari Partai Demokratik (PD) mengatakan bahwa pemerintah berusaha menutup mata dan tidak mendengar apa yang disuarakan oleh para pengunjuk rasa. Veltroni juga berpendapat agar reformasi di bidang pendidikan tersebut hendaknya diputuskan melalui referendum nasional. Untuk itu veltroni dan Antonio di Pietro, Pemimpin Italia di Valori (Italy of Values) saat ini berupaya untuk mengumpulkan 500.000 tanda tangan untuk menyerukan diadakannya referendum pendidikan dimaksud.

Meskipun dikatakan sebagai “reformasi” bidang pendidikan, namun sebenarnya reformasi ini cenderung lebih bersifat mengembalikan sistem pendidikan dengan pola yang lama, mengingat beberapa hal yang menjadi prasarat dalam dunia pendidikan di Italia antara lain sbb:

o pelajar diwajibkan memperoleh nilai diatas 6 sampai dengan 10 karena dibawah angka tersebut dinyatakan gagal.

o anak-anak Sekolah Dasar akan diajar dengan sistem wali kelas yang akan mengajar mereka setiap harinya serta mengharuskan mereka mengenakan seragam.

o menerapkan kembali mata pelajaran “Cittadinaza e Costituzione” (Citizenship and Constitution) setelah dihapuskannya mata pelajaran” Educazione Civica” (Pendidikan Kewarganegaraan). Pelajaran mengenai kewarganegaraan ini tahun 1995 perhah dihapus di Italia, karena adanya himbauan Uni Eropa terhadap masalah-masalah rasisme, xenophobia, anti-Semitisme dan sikap kurang tolerasi lainnya.

1 comment:

  1. komprehensif artikelnya...kalau mahasiswa yg di Indonesia ada tulisannya ga Pak ??

    http://www.akhmad06.student.ipb.ac.id

    ReplyDelete

MapLoco


Visitor Map