Monday, April 14, 2008

Tingginya Biaya Hidup Mahasiswa-mahasiswa Asing di Italia


ROMA (ITALIA), Harian Kota Roma “Leggo” tanggal 19 Maret 2008 telah memberitahukan bahwa Kota Roma dianggap kota yang tidak ramah khususnya kepada mahasiswa mahasiswa asing yang sedang mengikuti pendidikannya di kota Roma pada umunya dan Italia pada khususnya. Hal ini disebabkan karena Kota Roma dianggap sangat mahal dan tidak mempunyai jaminan terhadap masalah harga penginapan yang memadai bagi para mahasiswa asing serta mengingat bahwa bahasa Inggris bukan bahasa yang sangat umum digunakan oleh masyarakat Italia. Demikian pendapat yang berhasil dikumpulkan oleh berbagai kalangan para mahasiswa atau pelajar yang sedang mengikutin program pertukaran mahasiswa hasil seleksi beasiswa Erasmus yang dimuat dalam majalh pelajar,”Studenti Magazzine” dan perkumpulan mahasiswa “Erasmus Student Network Italia”.

Dikatakannya bahwa pada umumya harga barang barang sangat tinggi, sementara peraturan universitas juga membingungkan, demikianlah persoalan yang banyak dihadapi para mahasiswa asing yang datang ke Italia untuk belajar. Sebanyak 89% mahasiswa yang diwawancarai mengeluhkan bahwa mereka telah mengeluarkan lebih banyak pengeluaran mereka selama di Italia di banding negara-negara mereka berasal. Pada umumnya yang dikeluhkan mereka adalah harga kamar kost yang mahal (69%) kemudian harga makanan (14,4%) dan biaya-biaya lainnya termasuk hiburan (12,6%).

Namun hanya 4% yang menyatakan bahwa harga buku di Italia sangat mahal. Disamping itu tempat kost selain mahal juga sangat sulit untuk diketemukan, sementara 66% mengatakan mempunyai kesulitan menemukan tempat tinggal.

Tempat tinggal sangat sulit ditemukan hal ini disebabkan karena harga sewa yang terlalu mahal dan kondisi kamar yang tidak sepadan dengan harga yang dibayar (harga standar tempat kost untuk pelajar dan mahasiswa berkisar antara €250 hingga €350 per orang per bulan belum lagi biaya lain lainnya). Kemudian hal lain adalah masalah rasisme karena tidak semua orang Italia mau menyewakan kamarnya untuk orang asing. Kadang-kadang juga tidak terdapat kontrak perjanjian antara penyewa dan yang menyewakan kamar.

Ketidakadanya kontrak ini sering mengakibatkan kerugian bagi si penyewa kamar, karena tidak adanya garansi bagi penyewa untuk kepastiaan penggunaan masa sewa untuk kamar yang disewakan seringkali si penyewa dengan semena-mena pengusir penyewa.

Sementara itu peraturan universitas yang membingungkan banyak dikeluhkan oleh para mahasiswa asing mengenai peraturan tata cara mendaftar di universitas di italia yang digambarkan sangat membingungkan dan tidak efisien. Seperti penggunaan situs internet untuk kemudahan siswa yang masih belum sempurna dan efisien ditunjang dengan sedikitnya pegawai yang dipekerjakan dibagian administrasi yang menyebabkan sering terlambatnya urusan administasi bagi para mahasiswa. Namun keluhan tersebut lebih banyak ditunjukan untuk universitas negeri dan bukan untuk universitas swasta. Dikabarkan juga bahwa sebanyak 88% dari siswa asing justru merasa puas dengan pelayanan universitas swasta.


Saat ini terdapat beberapa mahasiswa baik yang sedang mengikuti baik beasiswa dari Erasmus, MAE (Kemlu Italia) maupun mahasiswa dengan biaya sendiri yang sedang mengikuti pendidikan baik di kota Roma maupun tersebar di kota kota lain di Italia seperti Siena, Perugia, Firenze, Ferarra, Trieste, Bolzano, Trento, Torino dan Milano. Tercatat beberapa mahasiwa-mahasiswa Indonesia di Roma tersebar mengikuti jenjang baik S1, S2, mapun tingkat doktoral atau PhD (S3) di beberapa Universitas seperti Universitas La Sapienza, Universitas Tor Vergata, Roma Tre dan universitas swasta lainnya.

Sebagaimana uraian di atas permasalahan serupa juga banyak dialami oleh mahasiswa-mahasiwa Indonesia di Roma maupun kota-kota lain di Italia terutama mengenai sulitnya mendapatkan tempat tinggal maupun mahalnya sewa kamar dan biaya-biaya lainnya. Rata-rata uang jaminan hidup bagi para peserta beasiswa mahasiswa Indonesia di Italia adalah berkisar antara €650-750 per bulan sementara untuk tempat tinggal sekitar €300 s/d €500 per bulan per kamar tergantung kondisi dan lokasinya.

Beberapa permasalahan lain yang berhasil dihimpun terhadap kondisi mahasiswa-mahasiswa Indonesia di Italia adalah masalah sulitnya memperoleh permesso di seggiorno (ijin tinggal) karena lambatnya administrasi birokrasi di Italia yang menyebabkan ketidakleluasaan bergerak bagi mahasiswa mahasiwa Indonesia untuk urusan pulang pergi kembali ke Indonesia dan beberapa pengalaman dari para mahasiswa sebelumnya mereka baru memperoleh permesso di seggiorno tersebut setelah mereka menyelesaikan pendidikan mereka.. Disamping itu, beberapa dari mahasiwa Indonesia juga mengeluhkan keterlambatan turunnya dana beasiswa mereka.


Terjemahan oleh Tine Yulianti
Editor oleh Pramudya Sulaksono untuk My Chronicle

1 comment:

  1. Wah, mengerikan juga yah... saya calom mahasiswa erasmus. tapi bukannya beasiswa erasmus itu gede yah. saya dapat sekitar 1600 euro belum termasuk tunjangan tahunan. bener gak sih susah di sana???

    ReplyDelete

MapLoco


Visitor Map