Friday, June 6, 2008

Biofuels Jangan Sampai Mengancam Pangan



ROMA- Indonesia menghimbau agar krisis pangan yang terjadi saat ini dapat dianalisa dengan seksama. Kepentingan biofuels jangan sampai mengancam ketahanan pangan. Demikian antara lain pokok-pokok pernyataan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada KTT Keamanan Pangan dan Tantangan Perubahan Iklim dan Bioenergi di Roma (3-5 Juni 2008), yang dibacakan Mentan Anton Apriyantono pada hari kedua, seperti dituturkan Sekretaris I Pensosbud KBRI Roma, Pramudya Sulaksono Rabu (4/6).

Pada pertemuan plenari hari kedua ini, tercatat sebanyak 8 kepala negara/pemerintahan lainnya dan sekitar 40 menteri telah menyampaikan pernyataannya.Di samping dibutuhkan analisa seksama, Indonesia juga menghimbau agar langkah-langkah global pemecahan permasalahnnya dapat dilakukan secara lebih komprehensif. Kebijakan nasional dan internasional untuk mengatasi krisis pangan yang sedang terjadi juga harus sejalan dan diarahkan pada pengurangan resiko ketahanan pangan di antara masyarakat miskin, penciptaan lapangan kerja, penanganan masalah lingkungan hidup, pengamanan hak-hak penduduk asli dan untuk pencapaian pengurangan emisi gas.

Keseimbangan

Hal lain yang juga digarisbawahi oleh pemerintah Indonesia terkait bioenergi adalah mengenai perlunya keseimbangan dalam pengadaan dan permintaan biofuels antara negara maju dan berkembang.

Indonesia menekankan agar produksi biofuels jangan sampai mengancam ketahanan pangan. Terkait hal ini, negara maju dihimbau agar dapat meningkatkan efisiensi mereka dalam penggunaan energi, sehingga permintaan untuk biofuels tidak mempengaruhi stabilitas ketahanan pangan negara/wilayah penghasil dan pemasok biofuels. Sebagai contoh, Indonesia dalam pengembangan biofuels-nya lebih ditekankan pada produksi biofuels yang berasal dari pohon jarak (bukan bahan pangan).

HampirBuntu

Sementara itu, dalam pertemuan penyusunan deklarasi KTT, pembahasan hampir menemui jalan buntu, pada saat sejumlah negara bersikokoh mempertahankan pendiriannya masing-masing yang pada sejumlah isu saling bertolak belakang.

Adapun isu-isu yang masih belum dicapai kesepakatan perumusannya adalah terkait pengaturan perdagangan produksi pangan, isu mengenai keterkaitan antara produksi biofuels dengan ketahanan pangan, dan identifikasi faktor-faktor penyebab dari naiknya harga pangan.
Dalam kesempatan menghadiri KTT ini, Mentan telah mengadakan pertemuan bilateral dengan sejumlah menteri pertanian negara anggota FAO untuk membicarakan hubungan serta kerjasama pertanian, yaitu diantaranya dengan Saudi Arabia,Selandia Baru, Filipina, Malaysia, Inggris.


Source : detikcom
Reports by Siti N. Mauludiah
Editor : Pramudya Sulaksono

No comments:

Post a Comment

MapLoco


Visitor Map