Saturday, May 4, 2013

Lost In Translation

Sudah kali ke 21 saya ke Bangkok, dan selama ini tidak ada masalah. Dulu saya punya keakutan yang berlebih-lebihan kalau saya must ke luar negeri tetapi dengan tulisan yang tidak bisa dibaca tulisannya seperti China, Korea, Jepang, Arab, India dal lain-lain. Ternyata ketakutan saya itu pelan-pelan sudah mulai terkikis ketika pertama kali saya ke Bangkok, karena meskipun tulisannya serba kriting dan saya suka menyebut model  ho no co ro ko nya Thiland tetapi saya masih bisa baca beberapa tulisan dalam Bahasa Inggris.

Berbeda di Thailand, di Vietnam meskipun saya bisa membaca karena tulisannya latin, namun yang terjadi Bahasa Vietnam atau kalau orang setempat bilang Tieng Viet itu ternyata tidak mudah untuk dibacanya. Dulu saya sering salah baca meskipun saya sempat membeli buku pelajaran Bahasa Vietnam, karena apa yang kita lihat belum tentu dibaca apa adanya.

Sebagai contoh saya pernah diketawain sama penjaja asongan yang sering mangkal di Hoan Kiem Lake, danau yang terletak persis di kota Ha Noi ini. Dibuku tertulis 'khong' yang berarti 'tidak' dalam Bahasa Indonesianya. Orang Vietnam terkenal sebagai salah satu bangsa yang juga ulet, artinya dikala anak itu menjajakan barangnya semisal buku, dia tetap ngotot dan tetap mengejar ketika pergi, demikian juga dengan pengemis yang mangkal di Hoan Kiem Lake. Mereka dengan tidak segan-segan mencolek lengankita itupun dilakukannya berkali kali, kita lari mereka juga ikut lari. terus terang hal seperti ini membuat saya risih, akibatnya saya coba cari kata untuk penolakan dalam bahasa Vietnam yang saya ketahui adalah khong atau tidak. Saya bilang khong!... khong!....khong dengan lafal apa adanya khong khong khong, dengan maksud tidak tidak tidak, eh penjaja buku asongan itu mengejar saya sambil bilang khong khong khong!.

Setelah saya sadar akhirnya saya ketawa, saya salah dalam mengucapkan lafalnya seharusnya khom bukan khong seperti apa adanya. Bahkan akhirnya karea biasa di Hoan Kiem Lake saya tahu betul cara untuk menolak. Berbeda dengan negara lain kalau kita bilang tidak mereka akan mengerti kalau kita menolak. tap di Vietnam sebagai bangsa yang gigih, kalau kita bilang tidak mereka ganti menawarkan buku lainnya, kita bilang tidak lagi dan mereka dengan gigih akan menawarkan buku lainnya dan seterusnya. Kita terus terang akan cape sendiri. Setelah tahu itu untuk menolak kita cukup tidak usah memperhatkan mereka, tidak bilang 'no' atau khong tapi cukup diemin saja mereka, karena kita tidak menghiraukan mereka mereka akan bosan, hal ini lain kalau kita bilang sesuatu mereka akan dengan tanggap menawarkan lain bahkan pengemis akan mengejar anda.

Setelah saya pelajari ternyata Bahasa Vietnam itu tidak bisa dibaca apa adanya. beruntung saya punya background linguistik sehingga saya punya ketertarikan untuk belajar Bahasa setempat. Akhirnya setelah saya sadar ternyata bukan dibaca apa adanya seperti khong tetapi yang benar adalah /khom/ dalam Tieng Viet ternyata mempunyai aturan yang kalau kita tidak belajar kita akan tidak tahu gimana cara membacanya. Jadi untuk huruf ng kalau dibelakang maka dibacanya adalah /m/ belum lagi aturan-aturan huruf-huruf yang lain misalnya tr dibaca /ch/ seperti trung dibaca /chum/.

Di Ha Noi saya tinggal disebuah compound namanya Trung Tu' terus terang saya kaget karena dibacanya /Chum Te'/ aneh bin ajaib. Setahun saya tinggal di Ha Noi tiap hari sepanjang jalan yang ramai dengan xe may (sepeda motor) ini luar biasa ramainya. Sepanjang jalan toko-toko tidak ada yang bagus menurut saya waktu itu, Ha Noi belum ada mall, jadi sepanjang jalan ituorang bisnis tokooooo semua, saking keselnya, semua pakai tulisan yang yang bayak tanda accent nya (Perancis) karena untuk a aja ada yang naik, turun, dengan titik dibawah, topi, U diikuti dengan koma dan O yang juga dikuti dengan koma semua tidak bisa dibaca apa adanya.

Untung saya termasuk orang yang belajar Linguistik yang suka mempertanyakan keadaan kenapa bahasa dan  huruf mereka berbeda, itu dikarenakan memang Tieng Viet itu aslinya tulisannya adalah dalam bahasa rumpun China sehingga awalnya semua adalah berhuruf China, kebetulan tieng Viet sendiri adalah bersifat syllabic artinya adalah tiap suku kata dan pembentukan suku kata itu bisa menyatakan suatu kata baru. Makanya untuk semua kendaraan mereka menggunakan xe, kalau kendaraan yang pakai mesin (may) atau sepeda motor adalah gabungan dari keduanya sehingga menjadi xe may. Demikian juga dengan xe dap (xe= kendaraan dan dap = ontel) jadi kendaraan yang diontel. Dan yang paling lucu adalah ojek mereka menyebutkan sebagai xe om yang berarti xe=kendaraan dan om artinya adalah peluk, contoh lain:

- may thang (may= meskin, thang = lantai) : lift (meskin untuk naik ke lantai)
- nha cho xe buys (nha = rumah, cho= untuk, xe buyt = kenadaraan bus) maksudnya adalah halte bus
- may anh (may=mesin, anh=foto) maksudnya adalah Kamera foto.


No comments:

Post a Comment

MapLoco


Visitor Map