Wednesday, March 10, 2010

Daging Kerbau Dalam Kuliner Khas Kudus


[KUDUS-My Chronicle] Beberapa teman saya sempat terkejut? "Hah, daging kerbau?". memang bagi yang tidak terbiasa pasti merasa jijik dengan dengan kerbau. Bagi masyarakat Kudus, konsumsi daging kerbau boleh dibilang sangat "biasa". Pada umumnya, masyarakat lebih terbiasa dengan daging sapi, ayam atau kambing. Tapi daging kerbau, hanya bisa di konsumsi masyarakat daerah tertentu.

Konon di Vietnam, masyarakatnya sangat terbiasa dengan makan segala macam binatang, dari yang reguler seperti sapi, ayam, kambing, maaf masyarakat Vietnam sudah terbiasa makan dengan daging dari bermacam-macam binatang, dari kucing, musang, tikus, ular dan anjing. Konon kebiasaan mereka memakan binatang-binatang ini karena mereka survive dengan keadaan mereka yang kenyang dengan peperangan baik dengan China selama 1000 tahun, dengan Perancis pada waktu penjajahan kolonial hingga Amerika Serikat yang mendukung Vietnam Selatan yang pro nasionalis dari sosialis/komunis Vietnam Utara meskipun akhirnya cita-cita Presiden Ho Chi Minh untuk menjadikan Vietnam reunifikasi tercapai pada akhirnya. Namun, orang-orang Vietnam pantang untuk memakan daging kerbau. Menurut kepercayaan mereka daging kerbau itu beracun. Mereka memakan daging yang menjijikkan seperti tikus, ular dan kucing tapi tidak dengan kerbau.

Masyarakat Indonesia pada umumnya lebih mengenal daging sapi ketimbang daging kerbau. Menurut sementara orang daging sapi relatif lebih merah dan berserat lembut. Sedangkan daging kerbau seratnya lebih kasar dan berwarna kehitaman. Namun bagi yang terbiasa tidak ada masalah untuk mengkonsumsi daging kerbau tersebut. Di Kudus, muncul beberapa variasi makanan yang mencampurkan daging kerbau sebagai pelengkap hidangannya. Selain soto ayam, soto kerbau juga mudah didapat di beberapa tempat penjual soto. Karena pembeli dapat memilih soto ayam ataukah soto kerbau.

Tidak hanya soto beberapa makanan lain yang mencampurkan daging kerbau sebagai alternatif adalah "pindang". Pindang adalah sejenis makanan khas Kudus yang kuahnya tidak jauh berbeda dengan rawon dari Surabaya. Nasi pindang ini disajikan dengan khas seperti piring yang diberi alas daun pisang dan "suru" (sendok dari daun pisang). Kuah pindang disajikan dengan daun so (daun melinjo) dan potongan daging kerbau. Penjual bisanya menawarkan pelanggan apakah perlu menambahkan lauk seperti usus atau iso, babat, paru atau jerohan lainnya sebagai pelengkap dan penyedap makanan. Bagi yang terkena kolesterol diharapkan untuk tidak perlu menambahkan jerohan kerbau ini kedalam makanan tersebut. Hal ini juga berlaku bagi soto kerbau. Beberapa penjual soto juga menjual nasi pindang sebagai variasinya tambahannya.

Selain Soto dan pindang, variasi lainnya adalah sate kerbau. Tidak jauh berbeda dengan sapi, maka sate kerbau juga dibuat dari daging yang digiling dan dibumbui kemudian dibentuk pada tusukan sate yang terbuat dari bambu dan dibentuk pipih sehingga berbeda dengan tusuk sate ayam. Sate dibakar dan dibumbui dengan bumbu kacang atau kecap. Sate kerbau ini rasanya agak manis dan mereka yang tidak terbiasa akan menganggap sate ini terlalu manis.

Daging sapi sangat tidak lazim dipasarkan di Kudus. Kalau adapun biasanya penyembelihannya dari luar daerah Kudus seperti dari Semarang atau Kabupaten Pati. Bakso Sapi memang banyak dijual belikan di daerah Kudus. Namun tambahan kuah atau guntingan daging (bakso kuah daging) biasanya ditambahkan daging kerbau. Bahakan tidak jarang karena sulitnya dagaing sapi beberapa penjual bakso membuatnya dari daging daging kerbau.

Pada acara kenduri atau selamatan, warga Kudus banyak membuat masakan sejenis kenduri atau "rasulan" yang dibuat dari daging kerbau yang dibumbui atau semacam empal daging kerbau. Lebih spesifik lagi pada waktu Idul Adha atau Hari Raya Kurban beberapa pihak yang berkeinginan menyembelih binatang kurbanpun banyak yang berkurban dengan Kerbau sebagai sumbangan untuk Kurban di masjid-masjid atau di beberapa tempat penyembelihan binatang.

Lalu apa yang menyebabkan konsumsi kuliner di Kudus didominasi dengan daging kerbau ketimbang daging sapi ? Hal ini tidak lepas dari masalah budaya yang melatar belakangi masyarakat di Kudus. Pada waktu penyebaran agama Islam oleh Walisongo. Untuk bertoleransi dengan masyarakat Hindu yang agama sebelumnya banyak dianut oleh masyarakat di Selatan Gunung Muria ini dititahkan untuk tidak menyembelih binatang sapi.

Sapi adalah binatang yang dianggap suci oleh pemeluk agama Hindu. Sunan Kudus dengan toleransi umat beragama yang tinggi untuk menarik perhatian mereka agar tertarik untuk memeluk agama Islam, maka tidak memperkenankan masyarakat itu untuk menyembelih sapi. Keyakinan tersebut hingga sekarang diyakini oleh masyarakat Kudus dan sekitarnya untuk tidak menyembelih sapi di daerah tersebut.

Tidak saja penyembelihan sapi, bentuk Mesjid Menara Kudus pun mirip sekali dengan bentuk pura Hindu yang banyak terdapat di Bali. Begitulah toleransi umat beragama di daerah Kudus yang hingga kini masih dipertahankan, meskipun beberapa kali terjadi penyembelihan sapi untuk kurban, namun kegemaran masyarakat Kudus menggemari daging kerbau hingga kinipun masih tetap menjadi tradisi. Tidak ada rotan akarpun jadi, tidak ada daging sapi, daging kerbaupun tetap enak untuk dikonsumsi. Silakan menikmati daging kerbau pada kuliner di Kudus.

4 comments:

  1. Nggak sengaja kesasar di blog ini :-)
    Asli dari Kudus mas?
    Saya lahir dan besar di Kudus, suka makan nasi pindang juga.. hehe..
    Kebetulan saat ini masih di Italia, ngambil master di Bolzano.
    --Kosumo--

    ReplyDelete
  2. Di Bolzano sejak kapan? saya balik dari Italia Februari 2009 lalu. Kalau gak salah di Bolzano ada mahasiswa kita disana namanya Fikri.

    ReplyDelete
  3. Om Sony,
    Wah blog nya apik tenan, terutama tulisan mengenai kuliner daging kerbau.
    Semoga terus menulis ya.
    Ayu Siri Ratana

    ReplyDelete
  4. saya mau nyoba sate kerbau utk dijual di jkt, kebetulan sdg ada festival makanan yg di gelar di mall serpong nanti pd tgl 23 sept 2011, saat panitianya saya sajikan tester sate kerbau yg saya bw dari kudus( sy asli kudus ) lgs di jwb oke, deal..rasanya unik dan maknyuss..jadi deh

    ReplyDelete

MapLoco


Visitor Map