Wednesday, March 7, 2007

Wayang Kulit Bali di Palermo, Pulau Sicilia

Kota Palermo di Pulau Sicilia Italia -- dalam benak kita adalah sebuah tempat yang mempunyai konotasi sebagai sarang mafia Italia yang terkenal. Film-film tentang mafia yang selalu berebut kekuasaan melalui lahan bisnis dan kadang menghalalkan segala cara termasuk melakukan pembunuhan dengan cara yang kejam menyiratkan akan image yang tidak wajar dari film produksi Hollywood tersebut.

Namun sebenarnya Kota Palermo sendiri sangat menarik, selain dikenal sebagai salah satu kota yang paling hangat karena terletak lepas pulau di Laut Mediterrania yang mempunyai iklim lebih hangat dan juga mempunyai sisi historis yang sangat berbeda dengan daratan atau semenanjung Italia lainnya.

Secara spesifik tidak jauh berbeda dengan kota kota lainnya di Italia namun, mempunyai komposisi penduduk yang dapat dikatangan ketinggalan dengan daerah daerah di Italia khususnya bagian utara yang mampu mengkontribusikan ekonominya lebih dari 50 persen. Sedangkan di Palermo sendiri masih nampak kehidupan dengan pola sederhana bahkan dapat di katakan hidup dibawah garis kemiskinan, khususnya di beberapa tempat yang banyak dihuni oleh kaum miskin di sebelah utara, di dekat pelabuhan. Di Palermo juga terdapat
mercato (pasar) rakyat yang menjual hasil hasil kebutuhan sehari hari, buah buahan dan sayur sayuran yang kalau kita bandingkan tidak jauh berbeda pemandangannya dengan Indonesia.

Selain itu dari segi historisnya, keberadaan kependudukan di pulau Sicilia dari jaman dahulu sangat berbeda dengan bagian semenanjung Italia pada umumnya. Kalau Kota Roma dan sebagian besar wilayah Italia lainnya adalah bekas kekuasaan Romawi. Pulau Sicilia meskipun menjadi salah satu provinsi pada jaman Kekaisaran Romawi, namun pernah mendapat pengaruh dan pendudukan dari luar Italia seperti Yunani, Arab, Normandia, Jerman dan pernah menjadi Kerajaan Sicilia yang seterusnya baru menyatu dengan Republik Italia.


Salah satu museum yang menarik untuk dikunjungi adalah
Museo Internazionale delle Marionette Antonio Pasqualino, Palermo yang merupakan Museum internasional yang terbesar di dunia yang banyak menyimpan berbagai koleksi boneka dan wayang dari seluruh dunia seperti dari India, Vietnam, Cina, Thailand, Italia,Eropa dan Indonesia. Selain wayang kulit, koleksi dari Indonesia lainnya antara lain juga terdapat wayang klithik dari Jawa Tengah danwayang golek dari Pasundan.

Secara berkala Museum tersebut mementaskan pertunjukan sandiwara boneka atau pementasan wayang termasuk mengadakan Pementasan Wayang Kulit Bali oleh Dalang asal Bali, I Wayan Wija. Kedatangan I wayan Wija ke Museo ini merupakan penampilan kedua yang berlangsung selama tiga hari berturut turut yaitu pada tanggal 8, 9, dan 10 Desember 2006.

Seperti halnya pada pementasan pertama pada bulan November 2004 di tempat yang sama, pementasan wayang kulit Bali oleh I Wayan Wija kali ini yang berjudul “Arjuna Tapa” yang diambil dari Epik Mahabharata telah mendapat sambutan meriah dari masyarakat Italia khususnya yang tinggal di Kota Palermo, Pulau Sicilia dari berbagai ragam usia. Terlebih lagi ketika ki dalang berusaha mengkomunikasi kan tokoh wayangnya dengan sesekali menyelipkan dialog dalam bahasa Italia, sehinga mendapat tepuk tangan yang meriah dari para penonton. Tidak jarang sesekali muncul rasa keingintahuan penonton untuk mencoba mengintip ki dalang yang sedang mengekspresikan permainan wayangnya dari balik layar.

Selama pementasan, dalang dibantu oleh 4 (empat) orang seniman penabuh gender asal Bali sebagai ilustrasi gamelan pengiringnya.
I Wayan Wija adalah seorang dalang asal Desa Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali. Disamping kepiawaiannya dalam bidang mendalang, juga dikenal sebagai seniman pembuat wayang kulit bercorak Bali. Selain tokoh tokoh utama dalam pewayangan seperti tokoh tokoh Pandawa untuk menarik publik I Wayan Wija juga menciptakan tokoh tokoh lainnya seperti setan-setanan dan binatang–binatang lainnya dalam bentuk wayang kulit Bali. Meskipun cerita diambil dari epik Mahabharata dan Ramayana namun corak dan warna wayang kulit dari Bali ini agak sedikit berbeda dengan wayang kulit purwa asal Jawa.

Sebagaimana dalam pementasan pertama, dalam pementasan kali ini Dalang I Wayan Wija juga menyertakan wayang yang terbuat dari kaca yang dapat juga digerak-gerakan, khususnya untuk tokoh para dewa seperti Wisnu dan Syiwa. Selain Italia, Dalang I Wayan Wija juga telah melakukan serangkaian pementasan serupa di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Jerman, India dan Jepang.Acara pementasan wayang kulit Bali oleh I Wayan Wija ini juga telah menjadi agenda calendar of event Museo Internazionale delle Marionette Antonio Pasqualino untuk jenis jenis pementasan di Kota Palermo.

Menurut Sig.ra Yanne Vibaek Pasqualino, Direktur Museum untuk menarik wisatawan dan masyarakat Palermo, Museum selalu mengadakan secara reguler pementasan-pementasan sandiwara boneka dan pementasan wayang setiap dua minggu sekali sebagai agendanya. Turut meliput antara lain wartawan dari harian lokal Giornale di Sicilia dan harian nasional La Repubblica.
Reports/Edited & Photography by Pramudya Sulaksono

No comments:

Post a Comment

MapLoco


Visitor Map